Tanggal 9 September lalu, Institut Pengkajian Proses Penyatuan Nuklir Nasional Korea menyelenggarakan upacara pengoperasian KSTAR, fasilitas Pusat Penelitian Reaktor Berongga Super Konduksi, Korea Selatan. Hal itu mencerminkan bahwa Korea Selatan juga mulai melakukan riset tentang proses energi nuklir super konduksi. and now, Apa itu KSTAR?
KSTAR adalah ‘Matahari buatan’. Sebagaimana kita ketahui, matahari, adalah salah satu sumber energi utama bagi bumi, terdiri dari plasma yang bertemperatur super tinggi, akibat pemisahan elemen elektromagnetik dengan elemen nuklir. Dalam keadaan serupa itu, elemen-elemen yang ringan, misalnya, hidrogen, dengan mudah dapat digabungkan satu sama lain, menjadi elemen hidrogen yang berat. Dalam proses itu, timbul energi besar, baik panas maupun cahaya, menjadi sumber energi utama bagi seluruh mahluk di bumi ini. KSTAR adalah fasilitas untuk menyimpan Plasma yang diprosuksi dalam kondisi tekanan udara dan temperatur super tinggi, bagaikan kondisi matahari. Dengan kata lain, apabila KSTAR berhasil mengembangkan proses penyatuan nuklir, seperti halnya surya, kita dapat membebaskan diri dari kesulitan kekurangan energi di bumi ini. Proses perolehan energi penyatuan nuklir membutuhkan elemen hidrogen berat yang mudah diperoleh dari air laut dan rytium yang tersebar luas di atas bumi ini secara besar-besaran. Dengan kata lain, jumlah bahan material untuk memproduksi energi penyatuan nuklir di bumi ini, tidak dapat terhitung jumlahnya. 1 gram energi penyatuan nuklir dapat memproduksi energi 8 ton minyak bumi atau 100 ribu kilowatt listrik. Energi penyatuan nuklir dapat dikatakan energi yang bersih, karena tidak menimbulkan limbah apapun dalam proses produksinya. Ditambah lagi, energi itu cukup aman, berlainan dengan energi dari proses pengelolaan uranium. Tapi, bila kita tidak mampu memproduksi ‘matahari buatan’, impian tersebut akan menjadi sia-sia belaka.
Sebenarnya, kita gak bisa mewujudkan kondisi matahari di atas bumi ini, karena kita sama sekali tidak dapat menyimpan Plasma yang suhu udaranya 100 juta derajat selsius di atas nol. Sementara itu, daya gravitasi matahari dapat menampung Plasma dengan konsisten. Untuk memecahkan kesulitan tersebut, para ahli dunia internasional, giat berusaha untuk mengembangkan teknologi penyimpanan Plasma, melalui penerapan teori penyediaan medan magnetik yang 140 ribu kali lipat lebih kuat daripada daya magnetik bumi. Korea Selatan berhasil membangun KSTAR pada bulan September tahun 2007, sebagai fasilitas penyimpanan energi penyatuan nuklir. Dalam proses pengembangan teknologi itu, untuk pertama kali, Korea Selatan menerapkan magnet Nb3Sn, yang dapat berfungsi sebagai magnet super konduksi. KSTAR dalam uji coba tahap pertama pada bulan Juli tahun 2008, berhasil mencapai suhu 10 juta selsius selama 0.249 detik, sehingga menunjukkan keunggulan teknologi Korea. Keberhasilan tersebut, menarik perhatian khusus dan pujian tinggi dari masyarakat internasional.
Korea Selatan sedang berusaha untuk mewujudkan waktu penahanan Plasma maksimum selama 2 detik, selambat-lambatnya sampai akhir tahun 2009 ini sekaligus meningkatkan daya magnet dan aliran listrik. Korea Selatan menetapkan sasaran terakhir dalam proses perolehan energi penyatuan nuklir, yakni penyimpanan Plasma selama 300 detik lebih dengan kekuatan 3.4 Tesla dan 2 Mega Amper. Para ahli Korea Selatan menetapkan tahun 2025 mendatang, sebagai tahun untuk dapat mewujudkan rencana dan impian tersebut.
see? sekarang, Edukasi-mu sampe mana?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar